SANG PEMIMPIN
Papa El Gabe
Papa El Gabe
Kepala desa kami adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan jujur. Ia membangun desa kami penuh dedikasi dan ikhlas. Dan yang paling menonjol dari kepribadiannya adalah ia seorang pekerja keras dan tidak sombong dan tidak mementingkan diri sendiri apalagi mementingkan keluarga atau kelompok.
Ketika ia berpidato atau memberi wejangan dalam setiap rapat-rapat, ia selalu memberi nasehat dan kata-kata yang penuh magna.
‘Satukan kata dengan perbuatan’. Itulah kata yang sering keluar dari mulut kepala desa kami dalam setiap pidatonya dan disusul dengan kata-kata yang lain seperti : ‘ jangan lain dibibir lain dihati, telunjuk menunjuk kelingking berkait, datang tampak muka pergi tampak belakang, harimau mati meninggalkan belang, manusia yang dipegang adalah kata-katanya ( baca : janjinya ), jika katakan A lakukanlah A, jangan berbelok ketika rapat usai’.
Dan oleh karena kata-kata itu banyak para pembesar desa dan juga masyarakat di desa kami tidak setuju dan kurang simpati kepada kepala desa kami. Sebenarnya kepala desa kami adalah orang yang baik dan jujur. Tidak banyak neko-nekonya dan bijaksana. Dan juga hasil karyanya banyak yang bermanfaat untuk desa kami dan akibat kebijaksanaannya membawa desa kami lebih maju dari desa-desa disekitarnya.
Kepala desa kami tidak hanya pandai berkata-kata tetapi perbuatannya juga sama dengan perkataanya. Sebagai wujudnyata perkataannya, maka di kantor kepala desa kami ada dua ruang dan ada dua perlakuan dan pasilitas. Ini dilakukan kepala desa kami untuk menghindari dirinya akan perbuatan yang kurang terpuji atau dengan kata lain ia ingin memberikan pelajaran yang baik terhadap setiap warga desa.
Oleh karena itu orang-orang yang kurang puas akan kepemimpinan nya, mengadakan suatu perembukan bagimana untuk melengserkan kepala desa. Dan untuk menjalankan rencana mereka, maka dipilihlah seorang untuk mendekati kepala desa dan sekaligus menjebaknya. Dan orang yang harus didekati adalag orang-orang yang terdekat dengan kepala desa. Dari isteri, anak dan bahkan orang kepercayaan kepala desa akan dimanfaatkan orang yang ingin menggantikannya. Dan pada saat ini, orang yang dimanfaatkan adalah orang yang dipercaya kepala desa.
Suatu hari kepercayaan kepala desa datang untuk melakukan pendekatan dan bujukan kepada kepala desa, dengan harapan dia mau melakukan perbuatan yang sudah direncanakan oleh musuhnya. Ketika berhadapan dengan kepala desa, orang pepercayaannya tersebut sedikit ragu, bagaimana memulai percakapan dan bagaimana supaya rencana tidak ketahuan
Dengan senyum khasnya kepala desa kami menyapa orang kepercayaannya dan berkata :’ ini soal desa atau soal pribadi’.
Dengan gugup orang tersebut berpikir, jika kukatakan masalah desa, ini tidak ada hubungannya, maka dia berkata :’ ini masalah pribadi’.
‘ Jika masalah pribadi, kita keruangan yang sebelah ini’. Kata kepala desa kami menuju ruangan yang kecil dengan pasilitas yang seadanya saja. Kursi dan meja yang terbuat dari rotan yang agak buruk dan ruangan yang sederhana sekali.
Orang kepercayaannya itu heran dan bertanya :’ kenapa kesini pak’. Katanya.
‘ Karena ini masalah pribadi, tidak baik memakai pasilitas desa, jadi disini kita bicara dengan pasilitas yang saya buat sendiri dari uang pribadi saya’. Kata kepala desa kami mantap. ‘ Setiap ada tamu yang datang dengan urusan pribadi, saya akan membawanya keruangan ini dan saya selalu menghidupkan stopwatch ini, untuk menghitung berapa lama saya menghabiskan waktu kerja saya dengan hanya urusan pribadi, dan saya akan membayar waktu yang saya pergunakan untuk urusan pribadi dan saya masukan kedalam khas desa untuk menambah keuangan desa, lalu uang itu saya pergunakan untuk membangun desa kita ini. Dan saya paling tidak setuju melihat ada orang-orang mempergunakan pasilitas desa untuk kepentingan pribadi, dan bahkan ada orang dengan bangganya memamerkan setiap pasilitas yang didapatnya sebagai suatu usahanya, karena menurut kepala desa kami ini, bahwa kita sudah dibayar sesuai dengan pekerjaan kita dan jabatan kita masing-masing’.
Orang kepercayaan itu jadi malu hati dan ragu untuk mengutarakan maksud sebenarnya dari kedatangannya, akhirnya ia memberitahukan dengan jujur bahwa ia disuruh oleh sekelompok orang yang ingin menjebak kepala desa dan lalu menggulingkannya.
Kepala desa kami adalah pemimpin yang bijaksana. Ia tidak marah dan benci kepada orang yang ingin menggulingkannya. Ia dengan sabar dan ikhlas merangkul orang-orang tersebut dan bahkan mengajak bekerja sama membangun desa, dan bahkan ia memberi jabatan tertentu kepada musuh-musuhnya untuk suatu proyek tertentu untuk membangun desa. Tetapi tidak semua orang dapat menerima kebaikan dan kebijaksanaannya, sebahagian menolak dan sebahagian lagi menerima jabatan itu.
Begitulah keadaan desa kami dipimpin sang kepala desa yang bijaksana.
Teguh dalam pendirian dan selalu menjalankan apa yang sudah dijanjikan dalam setiap rapat-rapat desa dan tidak berbelok.
Maka kamipun warga desa sangat menghormati dan kagum terhadap kepala desa.
Maka kamipun warga desa sangat rajin membangun desa.
Maka kamipun warga desa merasa bahwa desa ini adalah kepunyaan kami bersama, untuk dibangun dan untuk dimajukan, karena desa ini adalah desa tempat kami dilahirkan, dibesarkan dan diberi magna.
Begitulah seharusnya.
Banuayu, Juli 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar